Di zaman sekarang ini, Sudah banyak para Ibu rumah tangga yang menjadi pengusaha, atau istilah dalam bahasa Inggrisnya mompreneur. Tren berwirausaha dikalangan ibu-ibu ini telah menyerbu kehidupan ekonomi indonesia dengan sangat dahsyat. Tidak sedikit para ibu (mommy)  yang banting stir menjadi pengusaha (enterpreneur). Keinginan orang-orang ini salah satunya karena banyak bemunculan pelatihan-pelatihan dan seminar tentang enterpreneurship sehingga mereka terdorong ingin menjadi seorang pengusaha. Oleh karena itu, pada postingan kali ini saya akan mengulas apa arti mompreneur dan cara menjadi mompreneur yang sukses.

Cara Menjadi Mompreneur Sukses

cara menjadi mompreneur, cara menjadi mompreneur sukses

Wiraswasta atau dalam bahasa ingrrisnya enterpreneur merupakan profesi yang sangat menarik dan juga sangat menantang bagi sebagian orang. Biasanya orang yang mudah bosan bekerja, menyukai tantangan baru, serta memiliki jiwa dinamis akan mencoba menjadi pengusaha. Namun sebaliknya, berwiraswasta bagi yang suka dengan pekerjaan, suka dengan kemapanan yang telah di dapat, bukan merupakan sebuah tantangan bagi mereka, malah bisa jadi merupakan sebuah ancaman. Karena mereka berfikir dalam berwiraswasta, harus siap dengan naik turunnya pendapatan yang akan di dapat, apalagi yang belum berpengalaman dalam bidang tersebut sehingga harus siap juga dengan ketidakmapanan jika hal itu terjadi.

#1. Apa Itu Mompreneur

Mompreneur adalah gabungan dari dua kata, yaitu mom atau mommy (ibu) dan preneur atau enterpreneur (wiraswasta). Jadi, mompreneur merupakan istilah untuk ibu rumah tangga yang ingin atau memiliki dan mengelola usahanya sendiri.

a. Keuntungan Menjadi Mompreneur
. Bisa mendapatkan penghasilan tambahan untuk keluarga.
. Membantu suami, karena ketika kita punya penghasilan sendiri kita tidak bergantung dengan suami.
. Membantu meringankan pengeluaran biaya untuk anak.
. Menambah popularitas, karena dengan berwiraswasta kita akan lebih dikenal banyak orang.
. Membah pertemanan, memperluas pergaulan.
. Menambah ilmu baru yang sebelumnya belum diketahui.

Dibalik keuntungan tersebut, ada juga kerugian menjadi seorang mompreneur.

b. Kerugian Menjadi Mompreneur
. Karena ibu merupakan orang yang aktif, dengan berprofesi sebagai mompreneur otomatis harus mengeluarkan energi, pikiran, kesabaran dan pengorbanan waktu tambahan.
. Dengan sibuknya menjadi mompreneur, menambah sibuk juga dalam mengurus anak dan keluarga.
. Bisa menimbulkan perselisihan dengan pihak lain seperti suami atau anggota keluarga lain jika tidak mendapat izin. Oleh karena itu, sebelum memulai ada baiknya meminta pendapat dengan suami dan kaluarga lain.

#2. Kesulitan Bagi Ibu yang Bekerja untuk Membagi Waktu

Waktu merupakan sesuatu yang sangat berharga. Kita hanya mempunyai waktu 24 jam dalam sehari yang harus dibagi-bagi untuk beberapa aktifitas dan pekerjaan. Dengan menjadi seorang ibu, makan peran dan waktu bagi orang lain juga akan bertambah. Jika kita lihat, waktu bagi seorang ibu biasanya terbagi beberapa bagian seperti berikut ini:

a. Waktu untuk Keluarga
Waktu ini biasanya digunakan untuk mengurus rumah tangga seperti menyusui anak, menyuapi makan, menyiapkan peralatan sekolah anak, membantu anak belajar dan mengerjakan tugas. memasak, mencuci, menggosok pakaian, menyiapkan pakaian untuk suami, mengatur keuangan yang diberikan suami.

b. Waktu untuk Lingkungan Sekitar
Seorang ibu tak harus selalu dirumah, kadang harus berinterkasi dengan tetangga sekitar, mengikuti kegiatan-kegiatan yang dilakukan lingkungan setempat seperti mengikuti arisan ibu-ibu, bersilaturahmi dengan tetangga, saudara, dan teman-teman, menjenguk tetangga jika ada yang sakit, membantu kerja bakti di lingkungan sekitar tempat tinggal.

c. Waktu untuk Diri Sendiri
Waktu ini digunakan seorang ibu untuk mengevaluasi diri. Bisa dengan menyendiri sejenak atau dengan melakukan ibadah.

d. Waktu untuk Keperluan Lain
Waktu ini merupakan waktu yang tidak terduga seperti mengantar anak ke dokter ketika sakit, melawat tetangga yang meninggal, mengikuti kegiata sosial dan kegiatan lainnya.

#3. Alasan Menjadi Seorang Mompreneur

Alasan menjadi seorang mompreneur setiap orang berbeda-beda. Walaupun berbeda, biasanya alasan tersebut tidak jauh dari alasan berikut ini:

a. Single Fighter
Ada beberapa alasan seorang ibu menjadi single fighter, seperti suami meninggal dunia, suami di PHK kerja, suami tidak bekerja, ditinggal suami pergi atau dicerai suami.

b. Usaha Sampingan
Alasan ini yang paling banyak. Alasan seorang ibu membuat usaha sampingan biasanya karena kodisi ekonomi yang kurang bagus, suami di PHK secara tiba-tiba, semakin banyaknya pengeluaran untuk anak-anak, gaji suami yang tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga, atau untuk membayar hutang-hutang. Semoga kita dijauhkan dari alasan seperti itu. Semoga alasan kita menjadi seorang mompreneur adalah murni untuk membantu keluarga ata mendapatkan ilmu lain juga mencoba tantangan baru.

c. Hobi
Bisnis yang dilakukannya semata-mata hanya hobi atau kesenangan saja.

d. Iseng
Iseng dalam berbisnis berarti tidak menjadikan bisnis tersebut sebagai mata pencahariannya. Bisa jadi hanya untuk pengisi waktu luang dan merasa tidak ada pekerjaan lain sehingga ia mencoba aktifitas lain yang lebih bermanfaat.

#4. Dorongan Menjadi Seorang Mompreneur

Menjadi seorang mompreneur jika dilakukan dengan serius bisa membuat potensi diri lebih berkembang. Berikut ini pemicu berkembangnya potensi mompreneur dalam diri seorang ibu:

a. Adanya tantangan
Jika ibu berfikir menjadi seorang mompreneur merupakan hambatan, cobalah untuk merubah hambatan tersebut menjadi tantangan. Dengan menjadikan hambatan sebagai tantangan, ada dorongan tersendiri untuk mencoba tantangan tersebut yang pada akhirnya usaha untuk mengatasi tantangan tersebut akan membuka potensi-potensi yang selama ini terpendam. Karena seringkali potensi dalam diri seseorang akan berkembang setelah orang tersebut menemui tantangan dalam hidupnya.

b. Kebutuhan Manusia
Menurut pakar psikologi humanistik Maslow, aktualisasi diri itu adalah kebutuhan tertinggi seorang manusia. Karena enterpreneur merupakan kegiatan yang fleksibel, jadi usaha tersebut bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja, termasuk dirumah. Dengan demikian, menjadi seorang mompreneur tidak harus mengesampingkan perannya sebagai seorang ibu rumah tangga.